Hidup adalah Belajar

Assalamualaikum...
Hallo selamat malam kawan😇

Mulanya akan saya ikut sertakan dalam kompetisi, namun kejadian kemarin terulang kembali, saya ketinggalan informasi dan ya sudah...saya tulis kembali saja di blog ini, biar enggak mubadzir, hehe...


Hasil gambar untuk pacaran tidak direstui keluarga"


       Alkisah di sebuah desa, tepatnya Desa Jambangan, tinggal seorang pemuda bernama Alian. Terlahir dari keluarga sederhana dan bahagia. Baginya memiliki keluarga yang masih utuh adalah harta paling berharga dalam kehidupannya.
       Berbeda dengan kisah asmaranya. Alian menjalin sebuah hubungan dengan seorang wanita bernama Delias secara backstreet, karena dia tau hubungannya tidak akan mendapat restu dari kedua orang tuanya.
“Li, aku lelah ngejalanin hubungan seperti ini.” Delias mengeluh.
“Iya, Del. Aku tau, aku pun juga lelah” Jawaban Alian dengan nada menyerah.
       Namun, setiap dalam keadaan seperti itu pun Alian tetap berusaha untuk meyakinkan Delias, bahwa mereka akan mampu memepertahankan cintanya.
Dua tahun berlalu, Delias  menyimpan berjuta keburukan tentang Alian, namun tetap merasa bahagia karena memang dia menyayangi Alian. Seiring berjalannya waktu, Delias merasa muak dengan sifat Alian, karena menurutnya Alian hanya bisa ngomong,tanpa adanya aksi.
“Li, udah ya, mendingan kita sampai di sini aja!  Aku kenal kamu udah lama, dan aku juga faham sifat kamu”
“Loh....nggak ada angin nggak ada hujan tiba tiba gitu, salahku apa? Kalo ada masalah,selesaikan baik-baik, kamu jelasin, bukan gini caranya!”
“Harusnya kamu bisa instropeksi diri, selama ini kamu gimana sama aku, cuma ngomong doang atau ada hasil? Lagian juga kita pacaran kok kaya mau maling, harus ngumpet dulu!”
“Iya aku tau, tapi nggak harus seperti ini caranya! Del, aku minta maaf...” pinta Alian dengan rasa bersalah.
“Oke aku  maafin kamu. Tapi aku nggak bisa nglanjutin hubungan ini lagi. Kepercayaanku udah habis. Dan aku juga uda capek. Makasih..”  lalu pergi meninggalkan Alian.

  Hasil gambar untuk sabar iklhas"          

       Hari demi hari berlalu, namun Alian masih belum percaya akan keputusan  wanita yang sangat dicintainya itu. Beribu upaya pernah dilakukan untuk membuktikan kesetiaan dan kesungguhannya, tanpa sepengetahuan Delias, namun apalah daya ketika kepercayaan itu sudah tidak ada lagi untuknya.
      Dari situ Alian mulai sadar, bahwa apa yang diinginkan tak semua bisa didapatkan, yang menurutnya baik belum tentu baik bagi orang lain. Jalan hidup seseorang berbeda beda, belajar untuk ikhas, sabar, dan tabah dalam menjalankan skenario-Nya. Melatih diri untuk tidak memaksakan kehendak, bersikap legowo, dan sadar diri.

Komentar